LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI TAHUN AJARAN 2018/2019 “UJI UDARA PERNAPASAN”
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI
TAHUN AJARAN 2018/2019
“UJI UDARA
PERNAPASAN”

Disusun Oleh :
XI MIPA 5
1.
Putriana Andyta Sofyan
2.
Wiena Amalia
3.
Azka Nur Afifah
4.
Iqbal Dwiputra
5.
Fauzi Rizki
6.
Steven Anthony
SEKOLAH MENENGAH ATAS
NEGERI 12 BANDUNG
Jl.sekejati IV No.36,Sukapura,Kiaracondong,Kota
Bandung,Jawa Barat (40285),022-7310256,(Fax)022-7310256
I. Judul
Uji Udara Pernapasan
II.
Tujuan
Untuk mengetahui apakah dihasilkan Co2 dalam pernapasan.
III.
Teori Penunjang :
Pada paru-paru
tepatnya di alveolus terjadi pertukaran antara oksigen (O2) dan karbondioksida
(CO2). Tujuannya untuk mengeluarkan karbondioksida agar tidak meracuni sel-sel
tubuh. Proses pertukaran antara (O2) dengan CO2 terjadi secara difusi, yaitu
perpindahan zat terlarut (O2 atau CO2) dari daerah yang memiliki konsentrasi
dan tekanan tinggi ke daerah yang memiliki konsentrasi dan tekanan rendah.
Setelah terjadinya
inspirasi, oksigen yang berada di alveolus akan berpindah ke dalam kapiler
darah yang akan diedarkan ke seluruh bagian tubuh yang membutuhkan oksigen.
Manusia mempunyai dua tahap mekanisme pertukaran gas. Pertukaran gas oksigen
dan karbondioksida yang dimaksud yakni mekanisme pernapasan eksternal dan
internal.
Proses yang
pertama yaitu pertukaran O2 dari udara dalam alveolus dengan CO2 dalam kapiler
darah yang disebut dengan pernapasan luar (pernapasan eksternal), sedangkan
proses yang kedua adalah pertukaran O2 dari aliran darah dengan CO2 dari
sel-sel jaringan tubuh yang disebut pernapasan dalam (pernapasan internal)
1. Pernafasan
Eksternal
Ketika kita
menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk ke dalam
paru-paru. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut akan diikat darah lewat
difusi. Pada saat yang sama, darah yang mengandung karbondioksida akan
dilepaskan. Proses pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara
udara dan darah dalam paru-paru dinamakan pernapasan eksternal.
Saat sel darah
merah (eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian besar CO2 yang
diangkut berbentuk ion bikarbonat (HCO- 3). Dengan bantuan enzim karbonat
anhidrase, karbondioksida (CO2) air (H2O) yang tinggal sedikit dalam darah akan
segera berdifusi keluar.
Seketika itu juga,
hemoglobin tereduksi (yang disimbolkan Hb) melepaskan ion-ion hidrogen (H+)
sehingga hemoglobin (Hb)-nya juga ikut terlepas. Kemudian, hemoglobin akan
berikatan dengan oksigen (O2) menjadi oksihemoglobin (disingkat HbO2).
Proses difusi
dapat terjadi pada paru-paru (alveolus), karena ada perbedaan tekanan parsial
antara udara dan darah dalam alveolus. Tekanan parsial membuat konsentrasi
oksigen dan karbondioksida pada darah dan udara berbeda.
Tekanan parsial
oksigen yang kita hirup akan lebih besar dibandingkan tekanan parsial oksigen
pada alveolus paru-paru. Dengan kata lain, konsentrasi oksigen pada udara lebih
tinggi daripada konsentrasi oksigen pada darah. Oleh karena itu, oksigen dari
udara akan berdifusi menuju darah pada alveolus paru-paru.
Sementara itu,
tekanan parsial karbondioksida dalam darah lebih besar dibandingkan tekanan
parsial karbondioksida pada udara. Sehingga, konsentrasi karbondioksida pada
darah akan lebih kecil di bandingkan konsentrasi karbondioksida pada udara.
Akibatnya, karbondioksida pada darah berdifusi menuju udara dan akan dibawa
keluar tubuh lewat hidung.
2. Pernafasan
Internal
Berbeda dengan
pernapasan eksternal, proses terjadinya pertukaran gas pada pernapasan internal
berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran oksigen dalam darah dan
karbondioksida tersebut berlangsung dalam respirasi seluler. Setelah
oksihemoglobin (HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas, dan
selanjutnya menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan digunakan dalam
proses metabolisme sel.
Proses masuknya
oksigen ke dalam cairan jaringan tubuh juga melalui proses difusi. Proses
difusi ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial oksigen dan karbondioksida
antara darah dan cairan jaringan. Tekanan parsial oksigen dalam cairan
jaringan, lebih rendah dibandingkan oksigen yang berada dalam darah. Artinya
konsentrasi oksigen dalam cairan jaringan lebih rendah. Oleh karena itu,
oksigen dalam darah mengalir menuju cairan jaringan.
Sementara itu,
tekanan karbondioksida pada darah lebih rendah daripada cairan jaringan.
Akibatnya, karbondioksida yang terkandung dalam sel-sel tubuh berdifusi ke
dalam darah. Karbondioksida yang diangkut oleh darah, sebagian kecilnya akan
berikatan bersama hemoglobin membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2).
Namun, sebagian
besar karbondioksida tersebut masuk ke dalam plasma darah dan bergabung dengan
air menjadi asam karbonat (H2CO3). Oleh enzim anhidrase, asam karbonat akan segera
terurai menjadi dua ion, yakni ion hidrogen (H+) dan ion bikarbonat (HCO- ).
CO2 yang diangkut darah ini tidak semuanya dibebaskan ke luar tubuh oleh
paru-paru, akan tetapi hanya 10%-nya saja. Sisanya yang berupa ion-ion
bikarbonat yang tetap berada dalam darah. Ion-ion bikarbonat di dalam darah
berfungsi sebagai bufer atau larutan penyangga. Lebih tepatnya, ion tersebut
berperan penting dalam menjaga stabilitas pH (derajat keasaman) darah.
Jadi secara
sederhana, mekanisme pertukaran oksigen dan karbonioksida didalam avleoulus
adalah, di dinding alveolus mengandung kapiler darah. Oksigen yang terdapat
pada alveolus berdifusi menembus dinding alveolus, lalu menem bus dinding
kapiler darah yang mengelilingi alveolus. Setelah itu, masuk ke dalam pembuluh
darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah merah
sehingga terbentuk oksihemoglobin (HbO2). Akhirnya, oksigen diedarkan oleh
darah ke seluruh tubuh. Setelah sampai ke dalam sel-sel tubuh, oksigen
dilepaskan sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Oksigen ini
digunakan untuk oksidasi.
Dalam tubuh,
oksigen digunakan untuk proses pembentukan energi. Pada proses tersebut
dihasilkan energi dan gas karbon dioksida (CO2). CO2 tersebut diikat kembali
oleh hemoglobin darah. Setelah itu, darah akan membawa CO2 ke paru-paru.
Sesampai di alveolus, CO2 menembus dinding pembuluh darah dan dinding alveolus.
CO2 dari paru-paru menuju tenggorokan, kemudian ke lubang hidung untuk
dikeluarkan dari dalam tubuh.
IV.
Alat dan Bahan
Alat dan Bahan:
1. gelas aqua bekas
2. 5 buah sedotan
putih bengkok
3. 2 buah plastik
bening
4. 2 karet gelang
5. selotip
6. gunting
7. Kapur sirih 5 gram
8. Air 250 ml
V.
PROSEDUR
1. Siapkan alat dan
bahan
2. Masukan air
sebanyak 250 ml
3. Campur air dengan
kapur sirih
4. Aduk hingga
tercampur
5. Bagi air
tersebutke 2 aqua gelas bekas lalu beri nama A dan B
6. Rangkai sedotan
agar menjadi seperti di foto

7. Tutup
cup dengan plastic lalu ikat dengan karet(jangan ada udara yang keluar kecuali
dari sedotan
8. Lubanging
kedua tutu cup tersebut untuk sedotan
9. Masukan
sedotan ke lubang tersebut
10. Tutup
dengan selotip
11. Pada
sedotan cup A biarkan terbuka dan sedotan pada cup B ditutup dengan isolasi
atau dibakar ujungnya sedikit
12. Tiup
selama 1 menit,sebanyak 3 kali(setiap akan meniiup lagi beri jeda sedikit agar bias
melihat lebih jelas perbedaan pada masing-masing cup)
13. Amati
perubahan yang terjadi
VI.
HASIL
Endapan lebih banyak terdapat pada tabung
B karena sedotan di tabung B tertutup yang menyebabkan O2 yang
ditiup tidak dapat di keluarkan sehingga terperangkap di dalam tabung dan
mengendap. Sedangkan pada tabung A endapannya tidak terlalu banyak karena
sedotan terbuka sehingga CO2 nya
dapat dikeluarkan.
VII.
PEMBAHASAN
a)
Tabung mana yang
lebih dulu bening?
Jawab:
tabung A lebih dulu bening
b)
Tabung mana yang
terbentuk endapan lebih dahulu
Jawab :
tabung B lebih dulu terdapat endapan
c)
tuliskan reaksinya
jawab : ketika kapur dilarutkan dalam air
maka akan menjadi keruh dan terjadi suatu teaksi dan menghasilkan
Kemudian dihembuskan nafas
dengan cara ditiup dengan sedotan.Larutan kapur tersebut menadi keruh karna
larutan tersebut bereaksi dengan nafas,sehingga membentuk batu kapur.itulah
yang menyebabkan warna larutannya semakin keruh.dalam wadah tersebut terjadi
reaksi antara larutan kapur CaO dengan
CO2
Keterangan :
CaO : Kapur
H2O : air
Ca(OH)2
: larutan kapur
CO2 :Karbon dioksida
CaCO3 :Batu kapur
VIII.
KESIMPULAN
dari
hasil percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa udara hasil
pernapasan berupa H2O
dan CO2
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Comments
Post a Comment